Madu Krisis Identitas
Oh, masih ada lagi.
Saya sudah bisa membayangkan rapat strategi pemasaran produk ini. Presdir perusahaan membuka dengan pertanyaan, "Semua produk kini menggunakan 'kejantanan' sebagai nilai jual. Saya rasa kita juga perlu melakukan hal serupa!"
"Pak," manajer produksi mengangkat tangan, "kita menjual madu."
"Diam," potong manajer pemasaran. "Itu ide bagus! Madu kejantanan! Pasti laris!"
"Iya, kan?" mata presdir berkilat-kilat dengan semangat. "Masalahnya adalah pasar pria mungkin sudah jenuh--"
Manajer produksi menyambung, "Dengan minyak jenggot, viagra, susu rendah lemak, pusat kebugaran, hingga tayangan olahraga dan film yang menawarkan kejantanan." Ia mengangguk. "Ya, tentu saja mereka jenuh."
"Gampang," dengus manajer pemasaran. "Kita alihkan saja ke pasar baru yang masih segar."
Manajer produksi mengangkat sebelah alis, "Dan itu adalah..."
Manajer pemasaran menyeringai puas, "Anak-anak dan balita."
"Sudah kuduga," manajer produksi mengela napas.
"Keren!" sambut Presdir.
"Oh, dan bukan itu saja," tambah manajer pemasaran.
"Oh, tolong," gerutu manajer produksi.
Manajer pemasaran membentangkan kedua tangannya, "Kita juga akan memasarkannya pada wanita!"
"Kau jenius!" tunjuk Presdir.
"Jadi madu kita 100% impor?" tanya presdir.
"Tergantung dari definisi Bapak untuk '100%'," jawab manajer pemasaran.
"Seluruhnya."
"Kalau gitu, ya."
"Bagus," angguk presdir sambil menjauh.
"Minimal, botolnya," lanjut manajer pemasaran.
Presdir membalikkan badan mendadak, "Maaf, apa?"
"Yah, Bapak pernah ke Arab, kan? Daerah dikitari padang pasir dan rumput sintetik lapangan golf bukan lingkungan yang tepat untuk lebah."
"Oke, apakah ada madu yang benar-benar datang dari Arab?"
"Ya," angguk manajer pemasaran dengan mantap.
"Ya sudah. Berarti impor," presdir kembali melangkah menjauh.
"Walau kadang bisa satu dari seratus, lah," tambah manajer pemasaran.
Presdir menatap kesal, "Nggak bisa bilang 100% impor dong."
"Gimana kalau kita sebut saja impor DAN semi impor?"
Presdir mengangkat alis takjub. Lantas menunjuk sambil tersenyum lega, "Kau memang penyelamat jiwa!"
________________
Lokasi:
Toko roti unyil Cianjur.