Begitu Menyenangkan, Namun Begitu Singkat
Begitulah gambaran kerja sama penulisan humor saya dan donna dengan TransTV. Bulan Desember 2007 lalu, saya dan donna mendapatkan kesempatan menulis skrip untuk acara komedi terbaru TransTV berjudul Sketsa.
Sketsa mengambil bentuk dan gaya humor seperti The Fast Show atau The Sketch Show; dengan latar yang realistis (bukan panggung) dan pengambilan kamera yang sederhana, tanpa efek khusus. Lelucon dalam tiap sketsa berdiri sendiri (one-shot). Dengan perkecualian sejumlah sketsa yang leluconnya saling menyambung (running gag).
Bagi saya dan donna, kesempatan ini sendiri sangat berharga. Karena seperti saya sampaikan dalam pemberitahuan di multiply, kami bisa menulis humor--sesuatu yang kami gemari--sekaligus bertindak nyata bagi industri TV Indonesia: menyajikan alternatif tontonan di luar sinetron yang meremehkan intelijensi penonton.
Kami pun mengalami kecocokan dengan tim kreatif TransTV sendiri. Sehingga akhirnya kami membentuk tim bernama Team ID (dibaca seperti "Idea" dengan pengucapan Inggris) untuk kerja sama penulisan skrip jangka panjang. Tim tersebut sudah beranggotakan empat orang, plus dua lagi yang masih dalam tahap inisiasi.
Sayangnya, kerja sama itu berakhir lebih cepat dari yang kami duga. Kami mengundurkan diri. Lho, kenapa?
Tanpa perlu menyebut nama, salah satu bos besar TransTV menginstruksikan agar produser Sketsa mengadaptasi Kelsey Grammar Presents: The Sketch Show. Pihak TransTV pun konon sedang memproses lisensi untuk adaptasi tersebut.
Lalu masalahnya apa? Terhitung hari ini, sketsa-sketsa adaptasi itu sudah selesai disyut.
Bagi banyak orang, hal ini bisa jadi tidak merupakan masalah. "Toh lisensinya sedang diurus, kan?" Namun, bagi kami berbeda. HaKI adalah hal yang penting. Dan langkah yang benar adalah beres mengurus lisensi dulu, baru mulai adaptasi. Kasus terburuk: bagaimana kalau ternyata tidak ada kesepakatan dalam mengurus lisensi tersebut, padahal sketsa "adaptasi"-nya sudah ditayangkan? Bukankah itu jadi plagiarisme?
Mungkin ada yang mau berkomentar, "Ya, gampang, Man. Tinggal jangan tayangkan saja sketsa adaptasinya sampai beres. Gitu aja kok repot?"
Gampang kalau memang semua kendali pada apa yang tayang dan apa yang tidak itu ada pada tangan saya atau donna, misalnya. Tentu saja kenyataannya tidak. Bahkan iklan acara Sketsa sendiri masih menayangkan potongan adegan tenis meja dan lomba renang dari episode pilot, yang seharusnya hanya untuk kebutuhan internal. Jadi bisa saja kru TransTV (sengaja ataupun tidak) memilah dan menayangkan sketsa adaptasi yang belum mendapatkan lisensi.
Di sisi lain, saya dan donna pribadi memegang prinsip yang sangat jelas: menulis dan mengembangkan acara baru berdasarkan acara lain itu oke. Karena kita tetap menulis materi baru. Justru itulah yang memajukan dunia komedi. Format sitkom, sebagai contoh, lahir karena tiap acara baru mengadaptasi konsep format tersebut. Hukum Tiga (Rule of Three) lahir karena pengetahuan dan pengalaman bertahun-tahun para penulis humor maupun komedian.
Sketsa komedi juga sama. Dari Monty Python's Flying Circus hingga Saturday Night Live, semua tidak muncul begitu saja. Melainkan karena membangun suatu acara baru berdasarkan pengalaman orang lain. Dan itu yang kami temukan di Sketsa, selama ini.
Namun, kalau diminta mengadaptasi tanpa lisensi resmi, kami menolak. Berhubung pihak TransTV tetap melakukan hal tersebut, bahkan lanjut sampai syuting, kami berniat mengundurkan diri baik sebagai pribadi maupun tim. Karena jika tidak, itu sama saja seperti melakukannya (accomplice).
Sekali lagi, ini adalah keputusan berdasarkan prinsip. Tiap orang bisa saja memiliki prinsip yang berbeda. Tidak ada yang mutlak benar maupun salah.
Terima kasih atas dukungan teman-teman sebelum ini. Dan terima kasih bagi teman-teman TransTV atas kesempatannya. Bagi kami, pengalaman ini tetap menyenangkan. Memang sayang hanya singkat. Namun mungkin memang itulah yang terbaik bagi kedua pihak.
___________________________
NB: Karya kami jadinya hanya muncul di beberapa episode pertama. Dan entah yang mana saja. Penulisan skenario di sini berbasiskan sketsa, alih-alih episode. Misalnya, dari 100 sketsa yang kami buat, bisa jadi 10 dimasukkan ke episode dua, 30 di episode tiga, dan seterusnya.
UPDATE: Sketsa sendiri mulai tayang di TransTV Jumat ini (1 Februari 2008), jam 19:30 WIB.
11 comments:
Salut Mas, Mbak. Salut.
bikin TV aja sendiri mas :D nanti saya jadi seleb nya .. gimana :D ?? numpang narsis .....
Makasih, Ikram. Namun, kalau dilihat dari posisi, saya dan donna sebenarnya lebih enak daripada teman-teman kami di tim kreatif TransTV. Saat tidak cocok dengan instruksi bos besar ini, kami "tinggal" mengundurkan diri. Sedangkan mereka adalah pegawai TransTV.
Kami hanya memiliki posisi yang lebih enak untuk memegang prinsip.
Buset, San. Kalau bikin TV kayak bikin software house sih oke aja, hehe. Ah, kamu kan sudah jadi seleb tanpa numpang di TV.
wah salut untuk kang isman! *brb, cari sketchshow di youtube supaya ada gambaran*
Weheh. Sketsanya sendiri dah mulai tayang Jumat ini kok (1 Februari), jam 19:30 WIB. (Kutambahkan di post deh.)
Lho? Aku jadi bingung nih Man. Program itu tayang tanpa lisensi atau sudah beres lisensinya? Atau malah program yang tayang di hari Jumat ini memang tidak perlu lisensi?
Maaf kalau aku lemot tapi, khusus untuk aku, memang agak susah memahami cara kerja stasiun tv kita. Apalagi kalau soal sinetron hehehe
saya seleb dari mana coba :)) kalo dah seleb sih ndak perlu narsis
Programnya sendiri sih awalnya merupakan acara baru, Gil. Jadi awalnya nggak perlu lisensi.
Yang jadi masalah saat sejumlah sketsa mengadaptasi adegan dari acara luar, sebelum proses lisensinya beres. Kalau prosesnya belum beres, berarti secara resmi belum ada lisensi, kan?
Nah, itu yang saya bilang potensi gawat. Karena kalau prosesnya kelar, nggak akan ada masalah. Tapi kalau nggak kelar, terus adegan adaptasinya sudah ditayangkan, itu jadi pelanggaran HaKI.
Memang seharusnya--biar aman dan sesuai etika--urus lisensinya dulu sampai beres. Baru adaptasi adegannya.
Oh, ya, Gil. Kalau mayoritas sinetron sih emang sulit dimengerti akal sehat kok. Jadi wajar aja kau bingung, hehe.
Lah, San. Kata siapa seleb jadi nggak perlu narsis. Justru jangan-jangan salah satu prasyarat seleb adalah kenarsisan--baik ditunjukkan terang-terangan maupun disembunyikan.
sorry for saying this,
tapi yang iklan sketsa yang maen pingpong itu : garing ..
entah penyutradaraannya apa aktornya ... apa penulisnya (? hehehe :D)
Don't be sorry, Son. It is. Ironisnya, itu salah satu sketsa yang mereka "adaptasi" dari The Sketch Show.
Post a Comment