#StandUpNite Bandung: Lautan Tawa
Setahun lalu, siapa sangka bahwa acara komedi tunggal (stand up comedy) akan membuat cafe dengan kapasitas 150 dibanjiri lebih dari 250-an orang?
@StandUpIndo, sekumpulan orang-orang yang berusaha menggerakkan komedi tunggal agar bisa jadi salah satu bagian utama dari industri hiburan Indonesia, kembali mengadakan acara #StandUpNite. Kali kedua ini di Bandung, tanggal 7 Agustus 2011, jam 8 malam. Bober Cafe menjadi tuan rumah acara.
Sampai jam 7 malam, keramaian cafe masih biasa saja. Masih ada satu atau dua meja yang kosong. Tapi 30 menit kemudian, barisan orang sudah berjejer dari pintu masuk sampai panggung, sehingga lewat pun sulit. Pihak manajemen Bober terpaksa menutup pintu masuk karena tidak mungkin lagi menampung penonton.
Manajemen Bober sendiri sudah memasang layar dan speaker di dua sisi luar cafe agar penonton yang tidak kebagian masuk pun dapat menikmati lawakan para komedian. Sayangnya, kedua layar tidak tersambung. Kemudian masih tersambung ke TV. Jadi audionya komedi tunggal, visualnya pertandingan sepak bola. Plus cafe sebelah ada live music. Terciptalah hiburan yang cocok bagi penonton yang menderita ADD (Attention Deficit Disorder).
Sementara itu, dalam cafe sudah seperti dunia sendiri. Saya sebagai MC memulai acara tepat pada jam 20.00. Dan langsung membuka dengan, "Kita beruntung sekali karena bisa hadir di sini sebagai saksi dua peristiwa bersejarah. Pertama, malam ini adalah acara stand up comedy PERTAMA DI BANDUNG!"
Sambutan penonton langsung menggila.
"Kedua," lanjut saya. "Ini adalah acara pertama yang TEPAT WAKTU DI BANDUNG!"
Keriuhan para penonton Bandung membuktikan kesebalan mereka pada acara yang ngaret. Justru karena itu acara #StandUpNite2 ini sangat menjaga ketepatan waktu. Ada 9 komedian yang akan tampil. Masing-masing mendapat giliran 10 menit, dengan penjagaan waktu yang ketat. Kecuali komedian terakhir, sebagai giliran pamungkas.
Para komedian yang tampil adalah:
Mo Sidik, salah satu dari 13 finalis Stand Up Comedy Indonesia KompasTV, langsung hampir merobohkan gedung cafe dengan tawa penonton. Saksikan sendiri video penampilannya.
Alur tawa berlanjut dari komedian ke komedian. Masing-masing membawa materi yang bervariasi, erat dengan latar belakang diri. Seperti Dwika Putra, yang membawa sedikit unsur pendidikan. Acho yang berbicara tentang jomblo dan galau. Jonathan (Joni) yang berbicara tentang bahayanya menyeberang jalan Ganesha. Atau Ferdi Riva yang mengisahkan pengalaman sebagai dokter spesialis mata.
Acara diakhiri oleh Raditya Dika, yang berbicara mengenai anehnya kaum wanita. "Kalau cewek udah ngajak debat, satu-satunya cara ngadepinnya adalah dengan pura-pura mati."
Lautan tawa pun berakhir pada jam 22.03. Namun pesan utama malam itu tetap menyala sampai sekarang: ini baru awal dari berkobarnya komedi tunggal di Indonesia. Mari sama-sama sebarkan!
________________________
Photo credits:
- Foto ke-1 dan ke-3: Desiyanti Wibrata
- Foto ke-2: Primadonna Angela
4 comments:
Huahahahaha...gw sampe lari ke wc gara-gara sakit perut...kebanyakan ketawa...
Eamng budaya ky gini mesti terus dilestarikan, ada pepatah bilang tertawa adalah obat yang paling manjur, selain memberikan efek samping gangguan kejiwaan...
Sukses terus dengan acaranya...semoga makin hari makin banyak anak-anak muda kreatif yang mau menyumbangkan bakatnya di acara-acara semacam ini...daripada tawuran di jalanan kan mending ketawa...
Mati ketawa kan lebih menyenangkan daripada mati karena tawuran...euuuh...
Kang Isman, ko videonya ga ada dari Stand Up 2? Emang MC doang yah? Trus di Stand Up 3 juga kayanya belum di-upload tuh. Ditunggu performance-nya.
Btw, saya link ke blog saya yah.
setela h era taufik safalas.. masii ada iia ternyata.. klu baca dari tulisan ini.. akek nya antusias lumayan tinggi juga iia di indonesia ?!?! :(
hahahahaha
Post a Comment