Monday, February 23, 2009

Rumah Sakit, Sumber Tawa #5: Broker Saham

Ada tiga pasien di seberang ranjang Donna. Selain dari DJ Tak Kesampaian yang menempati ranjang tengah, ada juga Broker Saham di ranjang sebelah kanan.

Mengapa saya sebut Broker Saham?

Karena dia terkena demam berdarah dan terus-menerus melaporkan perkembangan trombositnya via ponsel, seakan menginformasikan nilai indeks saham.

Hari pertama: "Trombositku 141! Turun 11 ribu."

Hari kedua: "Sekarang 119 ribu. Nggak begitu drastis sih. Masih normal, lah. Kita lihat besok."

Hari ketiga: "Tuh, kan 111 ribu. Kalau turunnya mengecil gini, paling juga besok sudah mulai naik lagi."

Hari keempat: "Aduh, 89 ribu! Gimana ini!?"

Saya dan Donna sampai tergoda untuk teriak, "Jual semua! Jual semua!"

No comments: