Menjotos Mitos Penulisan Kreatif: Writer's Block
Tanya (T): Bagaimana cara menghilangkan writer's block?
Jawab (J): Writer's block itu hanya mitos. Ini sekadar istilah keren-kerenan untuk menggantikan "jenuh". Semua aktivitas dan profesi juga memiliki rasa jenuh. Tapi kenapa kita nggak pernah dengar istilah "painter's block", "lawyer's block", atau "office worker's block"? Saya pribadi juga tidak pernah menyaksikan seorang aktor yang mengeluh ke sutradara, "Aku lagi actor's block nih, nggak bisa akting. Baca skrip aja mau muntah."
Lantas, kenapa hanya ada writer's block?
Kebetulan saja para penulis yang cukup kreatif untuk menciptakan istilah ini. Sayangnya, penggunaan istilah ini jadi salah kaprah. Istilah ini berguna untuk mengenali rasa jenuh yang kita alami saat menulis. Tapi bukan untuk justifikasi, atau bahkan lebih parah, alasan untuk melarikan diri dari menulis.
Saya banyak sekali bertemu penulis yang mengeluh, seakan-akan writer's block adalah semacam bencana yang tiba-tiba muncul dan menyumban keran kreativitas kita tanpa sebab yang jelas. Kesannya, writer's block adalah kutukan yang perlu kita derita dulu untuk beberapa lama. Selama kena, nggak usah nulis. Tunggu saja hilang sendiri.
Jelas, itu hanya mitos. Writer's block sebenarnya adalah rasa jenuh atau buntu. Dan kita tidak hanya bisa sekadar pasif menanggapinya. Kita mampu secara aktif mengusir rasa jenuh tersebut. Dan membuka keran kreativitas kita.
T: Tapi, nyatanya, semangat menulisku hilang. Bagaimana mengembalikannya?
J: Saat semangat menulis hilang, coba saja munculkan dengan satu cara: mengembalikan kesenangan saat menulis.
Ingat-ingat saja pada masa kecil, saat kita bermain dan bersenang-senang sama teman. Pernahkah kita tidak bersemangat dalam melakukannya? Biasanya sih tidak pernah.
Menulis juga gitu. Saat jadi rutinitas, atau malah "tuntutan" untuk berkarya, kita bisa hilang semangat. Karena menulis jadi beban.
Kalau memang ini yang kita alami, solusinya mudah: kembali saja bersenang-senang. Jangan pedulikan tuntutan atau kritik-diri. Coba saja menulis kilat, tulis semua yang mampir di otak kita. Bahkan saat kita mentok, tulis saja bahwa kita mentok.
Misalnya:
Aku sedang menulis di depan komputer. Tapi sudah itu mentok. Masih aja mentok. Gawat juga kalau mentok terus. Apa sih yang berima dengan mentok? Totok? Golok? Berkokok? Asyik juga kalau ada golok berkokok. Bisa jadi judul sinetron baru tuh, "Misteri Golok Berkokok". Kira-kira tokoh utamanya siapa ya? Konfliknya seperti apa?...
Terus aja begitu. Lama-lama jadi lancar sendiri. Dan kembali merasa bahwa menulis itu menyenangkan.
Selain sendirian, kita juga bisa memainkan penulisan kreatif bersama teman. Cerita Sambung Satu Kalimat, misalnya adalah permainan yang asyik untuk dilakukan bersama tiga orang teman. Masing-masing hanya bisa menyumbangkan satu kalimat.
Berbalas Surat dan Bermain Peran, adalah permainan penulisan lain yang cukup dimainkan berdua. Dua orang saling melempar karakter. Jadi orang pertama membuatkan karakter untuk orang kedua. Misalnya, seorang pria berusia empat puluh tahun yang buruk rupa dan suka mengaku di forum online sebagai cewek cantik berusia dua puluhan. Orang kedua balas membuatkan karakter untuk orang pertama; seorang cewek cantik jelita yang, sayangnya, merasa bahwa dirinya adalah titisan dari Don Juan. Kedua penulis ini kemudian saling berbalasan email.
Teater Teks Improv, adalah permainan penulisan bercampur teater improv yang dilakukan secara konferensi online. Empat orang, misalnya, bergabung dalam konferensi Yahoo, lantas berbagi peran. Satu orang jadi penonton, satu orang jadi narator, sisanya jadi aktor. Penonton akan melemparkan kata atau frase kunci. Misalnya, "ember merah". Lantas, dimulai dari narator, cerita pun mengalir melalui improvisasi para pemain di "panggung".
Interpretasi terhadap frase kunci bisa harfiah. Misalnya, para aktor memperebutkan sebuah ember merah di sebuah bursa murah. Atau bisa juga para aktor menginterpretasikannya "ember merah" sebagai wadah yang penuh semangat. Lantas mementaskan cerita tentang organisasi politik sekumpulan pemuda yang antusias.
Intinya, jika jenuh, rehatlah. Bersenang-senang. Inspirasi tidak akan mampir pada otak yang jenuh. Tapi juga tidak akan bertandang pada otak malas yang hanya menunggu.
1 comment:
klo sy ga py writer's block, is.
adanya reader's block. :lol:
BaM nya dr januari kemaren ga selesai2 bacanya je. *payah euyyy*
Post a Comment