Kena Toel--Enam Hal Menyangkut Diri Saya
Berhubung kena toel mitra hidup saya, berikut adalah enam hal yang menyangkut diri saya. Nggak saya bilang aneh, karena memang bagi saya biasa-biasa saja kok.
1. Karaoke super ngasal
Kalau berkaraoke bareng teman, saya kadang menggunakan cara nyanyi yang berbeda dengan seharusnya. Reff lagu Calcutta, sebagai contoh, dilantunkan dengan vokal thrash metal. Sebuah lagu cinta Mandarin kesukaan Donna, saya nyanyikan ala mars tentara.
Kualitas suara saya?
Beginilah gambarannya: saya pernah menelepon sebuah kursus vokal untuk sesi pribadi. Saya merasa butuh mengembangkan kemampuan intonasi yang jernih dan kekuatan vokal untuk berbicara di depan umum. Setelah berbicara langsung dengan gurunya, dia menimbang-nimbang, sebelum berkata akan menghubungi saya untuk keputusannya.
Dan dia tidak pernah menghubungi saya lagi.
2. Bercanda dengan muka serius
Rekan-rekan kantor sering bingung mau tertawa atau tidak karena walau saya tampak bercanda, wajah saya tetap serius. Mbak Noey dari bagian Sekretariat misalnya, pernah menyetop saya, "Bentar, Mas Isman!"
Dan saya seketika mematung dengan posisi berjalan. Tangan kanan terulur, kaki kiri terangkat. Paling wajah saya saja yang menoleh ke arah Mbak Noey.
Dia terpaksa mendiskusikan persiapan prakualifikasi proyek dengan saya yang masih berposisi begitu. "Silakan berjalan kembali," ujarnya setelah selesai.
Berhubung meja saya ditenggeri pesawat telepon, saya jadi sekretaris satu ruangan. Pernah saya mengangkat telepon yang berdering, mendengarkan sejenak, dan mengangguk-angguk. "Sebentar, ya," ujar saya. Saya lalu menutup bagian mulut telepon dan melihat sekeliling. Rekan-rekan kerja menoleh, mencari tahu untuk siapa.
"Ada yang namanya Tuut Tuut Tuut?" tanya saya.
Mereka bengong.
"Nggak ada?" tanya saya lagi. "Nama orangtua, mungkin?"
Mereka tetap bengong.
"Nggak ada," ucap saya pada gagang telepon yang masih berbunyi tuut tuut tuut. "Salah sambung, ya." Saya pun menutup telepon dan kembali mengetik.
3. Mantan gamer berat
Pada masa SNES, saya pernah main game selama dua hari tiga malam berturut-turut, menamatkan Secret of Mana dari awal hingga akhir. Jangan salah, tentu saja tetap makan, minum, buang air kecil, dan rehat pendek. Semaniak-maniaknya saya, tetap merasa harus bertanggung jawab pada diri.
Pada pertengahan tahun 1990-an, saya pernah membuat daftar game PC yang saya mainkan dan tamatkan. Banyak di antaranya yang tamat dalam hitungan jam. Eden, sebagai contoh, tamat dalam empat jam.
Saya bahkan punya buku Quest for Clues. Bagi yang bingung, buku ini seperti medali Purple Heart untuk old-school gamer di Indonesia.
Dulu saat sering bermain game arcade Guitar Freaks atau Dance Dance Revolution, saya mementingkan bersenang-senang dan gila gaya, daripada nilai. Ketika bermain Fire di Guitar Freaks 2nd Mix, saya sampai melipat lutut dan hampir kayang. Pada satu sesi, jempol saya bahkan berdarah karena saya terlalu nafsu menggocek pick-nya. Dengan sendirinya, nilai permainan saya selalu berkisar antara C dan E. Dan harus ada orang lain yang main bersama agar tidak game over.
4. Kurus atau gemuk?
Pada tahun awal tahun 2000, berat badan saya mencapai 75 kilogram. Lantas, karena saya menulis artikel gaya hidup dan olahraga untuk bentoelmild.com, saya menekuni angkat beban. Pada tahun 2001 hingga 2004, berat badan saya turun dan stabil di 65 kilogram. Semenjak menikah hingga kini, berat badan saya melonjak lagi, hingga 88 kilogram.
Karena itu, ada beberapa kenalan yang tidak sadar bahwa saya pernah kurus. Teman kuliah yang lulus sebelum tahun 1999, kalau bertemu saya berkomentar, "Gemuk terus sih, Man? Masih basket nggak?"
Saya kadang membayangkan orang yang kenal dengan saya pada periode 2001-2004 bertemu dengan yang mengenal saya sebelum tahun 2000.
"Dulu SMP Taruna Bakti?" tanya yang satu. "Kenal Isman dong."
"Isman yang mana?" balas seorang lagi. "Yang gemuk?"
"Bukan. Yang kurus."
"Oh, nggak kenal kalau gitu."
Jumlah kenaikan berat badan ini juga begitu pas sehingga orang sering salah tangkap.
"Lho? Jadi gemuk sekarang, Man?" sapa seseorang.
"Iya," jawab saya. "Naik sampai dua tiga kilo."
"Hah?" mulutnya membuka. "Masa sih segede gini cuman naik 2-3 kilo?"
5. Bebas lepas
Saya justru merasa sangat dekat dengan teman-teman yang bisa bertingkah laku bebas bersama saya. Baru-baru ini, saya mendapatkan SMS dari seorang teman dekat yang berbunyi, "Cant quite remember d exact date, it's either 1 or 3, but happy bday bro".
Ya, ini seperti seseorang yang menepuk bahu kita dan berkata, "Gua lupa ulang tahun lo kapan, tapi selamat, ya?"
Berhubung SMS itu datang dari seorang teman yang sangat dekat, saya malah sangat terharu. Saking terharunya, saya membalas sebagai berikut, "Thanks, Bro. The sentiment is still well received. Especially since--if you noticed--for the last couple of years, I'm depending on your well-wishing SMS to remind me of _your_ birthday. Happy birthday, K."
Oh, ya. Ulang tahun dia beberapa hari sebelum saya. Nggak tahu kapan tepatnya. Tapi saya yakin dia juga terharu.
6. Fokus nonton film kalau nggak sama teman
Saya sebenarnya adalah tipe yang kalau nonton film inginnya fokus. Dengan kata lain, tidak suka pada orang yang berkomentar selama nonton di bioskop. Namun, saya lemah terhadap teman-teman dekat saya. Sehingga kalau bersama mereka, saya langsung rela bahwa pengalaman nonton saya akan berbeda dari yang diniatkan para pembuat filmnya.
Sebagai contoh, bertahun-tahun lalu saya dan lima orang teman menonton Fellowship of the Ring di BIP. Muncullah adegan Gandalf jatuh ke jurang tak berdasar. Seluruh Fellowship keluar lorong sambil berduka. Sam terduduk lesu. Gimli terdiam. Aragorn mendorong rekan-rekannya untuk terus bergerak menuju Mordor. Dan Frodo pun melangkah sambil menatap nanar.
"Frodo!" seru Aragorn.
Salah seorang teman saya, Arga, langsung nyeletuk, "Mordor is on the other way!"
Suasana sendu itu pun hilang, tertelan derai tawa.
Sekarang noel siapa, ya? Saya coba Paman Tyo, Raiza, Dendy, ama Sandy. Bisa jadi nggak nyadar saya toel. Tapi itulah yang namanya toel. Iseng-iseng berhadiah, jangan menjadi beban.
7 comments:
Buset, di-"toel" Mas Isman. Lagi enak2 akses statistik tiba2 ngeliat incoming link dari halaman ini. (senangnya blognya dilink seleb :p)
"Toel" dibaca gimana sih? "To-wel" (bukan handuk) yang maksudnya dicolek? (idih dicolek, emang sabun?) Atau "tul" (efek tulisan dengan ejaan lama) yang maksudnya apa aku ga tau?
Efek kena "toel" adalah nulis blog yak? Tentang "6 hal menyangkut diri saya"?
(dari yang lama ga pernah update) :blushing tersipu malu:
Weheheh, rajin ngeliat statistik toh. Aslinya sih ini meme yang bernama Six Weird Things About Me. Tapi berhubung blog yang ini dalam bahasa Indonesia, kuubah deh namanya dengan semena-mena.
Hahahahahah Hahahaahaha hahahaahaahaha hahaahahaahahaahaah
Punteun. Sekedar numpang ketawa.
wah lama nih ngga nyadar nya .. sampe pas ngeliat di technorati... wah dah basi blom mas :D hampir sebulan e....
ok deh .. aku tulis 6 keanehan diri saya .. semena-mena juga ..(segera...ngga usah buru-buru ngeliat di blog saya dulu .. yaaa kasih saya waktu beberapa hari .:D)
Saya?
1. Tidak bisa mengingat angka. Hanya no telp rumah, ponsel istri, dan ponsel saya yang saya hapal. PIN? Beberapa kali lupa. Sekian metode dicoba hanya akan membuat saya semakin lupa.
2. Dalam urusan tertentu saya lebih suka pergi sendirian. Maka nonton film, konser, ngopi, belanja, atau apa, bagin saya nggak masalah kalau sendirian.
3. Bercanda? Saya orang serius, nggak suka melucu atau menikmati yang lucu. Percayalah.
Butir #4, #5, dan #6, bisa dikopas dari tiga butir pertama. :)
Oh, sori, lupa balas. Toel itu bacanya To-we'l. Pake e taling--menurut orang Sunda sih.
Monggo, Meta. Numpang berbagi enam hal juga bisa, hehe.
Sudah saya tengok dan komentari lho, San (ini lebih basi lagi, soalnya itu udah dua bulan lalu, ya?)
Lebih cocok kalau nulisnya begini, Paman Tyo:
4) Suka nulis idem.
5) idem
6) idem
Post a Comment