Friday, September 14, 2007

Tips Mendayagunakan Kelingking Bengkok

Minggu kemarin, saya cedera saat bermain futsal. Lagi. Kalau dulu jempol kanan dan jari manis kiri yang bengkak karena terkilir. Kini giliran kelingking kiri.

Bengkok.


Jangan khawatir, tidak sesakit kelihatannya kok. (Walaupun ini biasanya adalah kalimat yang diucapkan hampir semua dokter gigi saat menyalakan bor.)


Dengan kebetulan yang hebat, salah satu teman futsal juga keseleo pergelangan kaki. Dan seorang lagi kecelakaan motor, sehingga tangan kiri digips. Ini jelas membuat rencana pertandingan persahabatan dengan tim Bank Jabar tertunda. Apalagi kalau mereka mendapatkan kesan yang keliru.

"Gimana rencana tanding? Jadi nggak?" tanya orang Bank Jabar.

"Tunda beberapa minggu deh. Pemain kami ada yang cedera setelah terakhir main minggu lalu."

"Oh, ya? Kenapa?"

"Kelingking kiper bengkok. Beknya cedera pergelangan kaki--sekarang bengkak segede betis. Penyerangnya patah tangan. Bulan depan aja setelah Lebaran, gimana?"

"Euh," dia menelan ludah. "Nggak usah buru-buru deh. Lagipula kayaknya kami juga bakal sibuk banget nih." Ia menjentikkan jari, "Bagaimana kalau kami carikan saja lawan buat kalian? "Kayaknya bank pesaing kami pegawainya sehat-sehat--eh, maksud kami suka futsal deh."

Lagipula, istilah "pertandingan persahabatan" itu sendiri aneh. Pertandingan, persahabatan? Bukannya itu kontradiksi? Saya tidak pernah membaca komentar di koran, misalnya dari Gubernur DKI Jaya, "Damainya Jakarta kalau ada pertandingan persahabatan dengan Persib. Seharusnya ini diadakan lebih sering." Atau judul berita, "Kriminalitas Menurun Akibat Pertandingan Persahabatan".

Kembali ke topik, sampai saat ini kelingking saya masih belum kembali ke jalan yang lurus. Sudah diurut dua kali. Tapi belum ada kepastian kapan akan sembuh. Karena itu, untuk sementara, saya mencari-cari manfaatnya sebelum kembali normal.

Manfaat pertama adalah sebagai penyelamat jiwa teman di bulan puasa. Misalkan teman kita sedang dikejar-kejar perampok dengan golok yang lebih besar daripada paha kita. Dia bersembunyi di balik tembok. Dan si rampok bertanya pada kita, "Lihat orang yang mau saya rampok nggak?"

Tidak baik berbohong, kan? Apalagi saat bulan puasa. Karena itu, kita tinggal tunjuk saja. Tapi dengan kelingking yang bengkok.


"Dia ke sana tuh!"


Dan perampok itu pun akan berlari mengejar ke arah yang salah. Kita jadi menyelamatkan nyawa teman. Plus tidak berbohong. Hebat! (Berharaplah perampok tersebut tidak membaca blog ini.)

Manfaat lainnya, adalah alat bantu kebersihan yang tak menarik perhatian. Terutama jika kita harus menunggu lama di satu tempat. Misalnya saat mengurus paspor.


Tampak menunggu dengan tenang. Bertopang dagu sendirian. Padahal...



...siap beraksi!


Dan tidak akan ada yang sadar. (Kecuali kalau tersangkut.)

Masih banyak manfaat yang lebih hebat: bermain boneka bayangan, mengajak cantelan, dan lain-lain. Silakan temukan dan raih manfaat sendiri! Dan jika ternyata kelingking kanan Anda yang bengkok, jangan ajak saya salaman. Cuci tangan dulu gih.

2 comments:

Anonymous said...

OOT
mas isman, bukunya udah sampe,
saya udah kirim email ya..

btw, ada tag nih buat mas isman di sini

Unknown said...

saya mngalami cedera yg sama mas. bisa balik lurus lg gak? bagaimana penyembuhannya?
(BaM!)