Friday, December 12, 2008

Buatlah Lingkaran Kreatifmu

Buku-buku bisnis sering menganjurkan agar berhati-hati dalam memilih teman bisnis. Mereka yang senantiasa selalu berkeluh kesah dalam bisnis akan menjerat kita. Apalagi kalau kita sampai berteman dengan apa yang disebut Agung sebagai Dementor.

Dalam penulisan kreatif, hal serupa berlaku. Teman-teman Anda mayoritas orang yang selalu mengeluh? ("Aku buntu nih", "Yah, writer's block. Mau gimana lagi?", "Kok nggak beres-beres, ya?") Jangan heran jika mendadak Anda juga sering terhambat dalam berkarya. Solusinya mudah. Cobalah lebih sering berinteraksi dengan teman-teman Anda yang produktif.

Saya sendiri beruntung karena mengenal banyak orang yang semangat serta produktivitasnya menularkan inspirasi.

Kekuatan Niat
Mitra hidup saya, Primadonna Angela, menerbitkan tiba belas novel dan satu nonfiksi dalam waktu tiga tahun. Berarti rata-rata tiga-empat buku per tahun. Padahal dia ibu dari dua anak (satu masih menyusui) yang juga mengerjakan penerjemahan buku, copywriting, penyuntingan, serta menjalankan bisnis online di Rumah Pernik.

Banyak orang yang mengerutkan kening setiap kali Donna berkata dalam talkshow, bahwa resep produktivitas dirinya hanya satu: niat. "Hanya itu?" Mereka yang bertanya seperti itu belum mengetahui seperti apa kekuatan niat Donna.

Menjelang melahirkan anak kedua, Donna masih mengejar tenggat pekerjaan copywriting untuk sebuah agensi periklanan. Tenggat waktu seminggu lagi. Saat hampir selesai, tahu-tahunya sudah harus ke rumah sakit. Karena proses melahirkannya normal, hari ketiga sudah pulang. Lantas hari keempat menyelesaikan sisa tulisan dan mengirimkan hasilnya. Mitra kerja di agensi tersebut sama sekali tidak menyadari bahwa Donna sudah melahirkan. Baru tahu saat revisi copywriting dah diterima, dan Donna memberi tahu via SMS. Saat ditanya kenapa baru ngasih tahu belakangan, dia menjawab sederhana saja, "Supaya nggak jadi alasan telat."


Kreativitas Tanpa Batas
Wajah Richoz paling bersinar setiap kali diajak bicara konsep kreatif. Konsep permainan tipografi dalam Parodi Film Seru pun berawal dari diskusi dengan Richoz. Ide-idenya mendebarkan jantung, dan bukan karena sering mengajak makanan berkolesterol tinggi.

Serial Suparman & iBab, sebagai contoh, lebih dari sekadar strip komik biasa karena membuat para pembacanya merasa terlibat. Ada cameo yang secara "kebetulan dan tanpa sengaja" mirip dengan sejumlah pembaca. Ada lomba pembuatan header situs yang mengutamakan keinginan berkontribusi dan bukan kemampuan Sotosop. Ada pula rekayasa ulang situasi yang ditulis dalam blog-blog orang. Bahkan ada perang antartokoh komik dengan blog komik tetangga.

Saat bertemu dalam Pesta Blogger Perjuangan pun Richoz mendemonstrasikan kemampuannya untuk mengalahkan Coki si Pelukis Cepat (komik yang dulu dimuat dalam Majalah Hai).


Sketsa yang digambar justru saat kedua objeknya lagi melata ke mana-mana.[1]



Antusiasme yang Meledak-ledak
Agung Nugroho, alias Mbot, memiliki rumus sederhana bagi penulis, "Bikin tulisan itu kalau nggak yang bermanfaat, ya bikinlah yang lucu." Sulit untuk bicara dengan Agung tanpa ikutan merasa bersemangat.

Apalagi karena ia memiliki satu kemampuan penting sebagai penulis humor: mengubah situasi menyebalkan menjadi cerita yang lucu. Dalam bukunya, Ocehan Si Mbot: Gilanya Orang Kantoran, ia bercerita mengenai tes psikologi zaman perang dunia yang masih digunakan untuk menguji calon personil baru. Lebih gawat lagi, tes tersebut digunakan untuk menguji Mbot sendiri, seorang psikolog yang bahkan sudah hapal kunci jawabannya. Alih-alih merasa tersinggung dan marah-marah, ia mengubah situasi tersebut menjadi kenangan yang lucu.

Masih ingat tes psikologi yang minta kita gambar rumah? Sempat tergoda nggak untuk bikin rumah bentuk aneh-aneh? Nah, Mbot sih bertindak lebih jauh lagi. Dia gambarin rumahnya sedang diserang naga.


Poster ilustrasi eksklusif dari Mbot.[2]



Yang Penting Berkarya
Pernah baca Komik Karpet Biru (KoKaBi)? Saya merasa cocok dengan sejumlah personil KoKaBi karena prinsip mereka selaras: "Nggak usah ngeributin gaya visual, yang penting ngomik!"

Kemarin saya baru dapat sejumlah edisi lama KoKaBi dari Bapak Ranger dan Ibu Ranger. Itu saja sudah cukup membuat saya bersemangat untuk ngomik lagi. Atau minimal corat-coret di kertas nemenin Aza.

KoKaBi sendiri berencana akan menerbitkan edisi ke-12-nya awal tahun depan. Dan sebagai edisi spesial, akan diisi oleh banyak kontributor seperti Dyotami, Tita, hingga Hikmat Darmawan.


Pasti ada orang-orang seperti ini di lingkungan sosial Anda. Kalau merasa buntu, lebih sering lah berinteraksi dengan mereka. Buatlah lingkaran pergaulan sosial yang mendukung untuk berkarya!

___________________________

[1]: Ini adalah gambar yang dipaksa masuk dalam tulisan sekadar untuk nyombong: Anda nggak punya, kan? Haha!

[2]: Idem. Nggak punya kan? Haha!

6 comments:

Anonymous said...

beuh
coki si pelukis cepat itu
unbeatable

dari segi kecepatan
maupun kualitas

jangan dibandingkan sama saya
hehe

lha yang ini aja masih kurang mirip
(menyalahkan penghapus pensil yang meninggalkan dirinya di rumah)

Isman H. Suryaman said...

Coki itu pasti pake bantuan Sotosop. Masa satu kapur bisa mendadak jadi berwarna-warni? Hehe.

Pip said...

Jadi ikut bersemangat. Ini adalah pesan positif yang harusnya menyebar ke seluruh penjuru dunia. Mari budayakan hidup kreatif dengan membangun lingkaran kreatif di sekitar kita.

Isman H. Suryaman said...

Yok mariii!

Anonymous said...

akan mencoba untuk lebih kreatip. yuk!

Anonymous said...

mari-mari bersatu dalam lingkaran kreatifitas, kayak mbak sadako yang di the ring itu loh.. (doh)