Saturday, March 10, 2007

Saat Syok Anafilaktik, Jangan Baca Ini

Ketika menunggui Donna dalam kamar bersalin, saya iseng-iseng memerhatikan sekeliling. Salah satu yang menarik adalah poster berikut ini.


"Waduh," pikir saya. Apa pun syok anafilaktik itu, saya langsung berharap Donna tidak kena (baru belakangan saya tahu bahwa itu reaksi alergi tingkat terparah). Karena saya enggan membayangkan saat Donna sedang melahirkan, salah satu perawat tiba-tiba berteriak, "Syok afilaktik!"

Dan semua perawat langsung merubung poster ini. "Oke, sekarang dia sedang di tahap ini," tunjuk seorang perawat.

"Bukannya yang ini?" tunjuk perawat lain.

"Sebentar," tahan seorang lagi. "Tadi dia bilang afilaktik. Ini kan anafilaktik."

Yang lain mengangkat bahu, "Maksud dia emang anafilaktik."

"Tapi beda dong artinya," ujar si pemrotes ngotot. "Kalau salah kan gawat."

"Mbak," potong saya, "kalau istilah medis untuk suami panik melihat istri kejang-kejang dan mulai melempar-lempar pisau ada nggak?"

"Nggak ada sih," jawab mereka serempak. "Kenapa emang?"

"Karena kalau kalian tidak berhenti bertengkar dan segera mengobati istri saya, saya akan menjadi kasus pertama!" seru saya.

Tulisan di bagian bawah poster ini juga tidak membuat kecemasan saya hilang.


Poin pertama berbunyi, "Sebaiknya tidak menyuntik tanpa indikasi/alasan yang jelas." Setuju. Dan yang terakhir, "Berdo'a sebelum bertindak." Amin (asalkan bukan ayat kursi atau yang lebih panjang lagi).

Seharusnya mereka menambahkan satu bagian khusus: "Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Kepada (Keluarga) Pasien".

  • "Ngomong-ngomong, Anda ikut asuransi, kan?"
  • "Eum, bisa tolong bacakan? Mata saya sedikit bermasalah."
  • Apalagi kalau ditambah dengan
  • "Bacanya yang keras dikit, Pak. Pendengaran saya juga sudah kurang."

4 comments:

Anonymous said...

Waduh! Kok perawatnya kacau begitu Kang? Daripada di lempar-lempar pisaunya, mending dibagikan aja pisaunya kepada perawat yang lagi debat itu ;)) Saling bunuh, saling bunuh deh...:D Kang Isman cari lagi perawat lain :))

Isman H. Suryaman said...

Eh, kata kuncinya "membayangkan", lho, Don. Mereka sih profesional aja kok. (Kalau sampe bener-bener pada lihat poster sih gawat.)

Anonymous said...

Kalo di Malaysia, UGD kan disebut sebagai "Unit Kecemasan". Jadi mas Isman cemas itu sudah diprediksi oleh pihak rumah sakit :)

Btw, selamat ya, sepertinya putranya udah lahir :)

Isman H. Suryaman said...

Makasih, hardono. Unit Kecemasan? Untunglah nggak pernah kecelakaan di Malaysia. Karena bisa jadi keburu pusing keliling-keliling nyari rumah sakit yang namanya lebih bersahabat, kayak Unit Aman Sejahtera (jangan-jangan malah unit tentara).