Tuesday, October 02, 2007

Melihat Karena Percaya

Gambar penari di sebelah ini menyebar luas di Internet dengan subjek: Apakah Anda dominan otak kiri atau kanan?

Gambar seutuhnya sendiri dapat dilihat di sini. (Silakan klik untuk melihat animasinya. Dan terima kasih kepada Santa untuk menyediakan tempat.) Konon, jika kita melihat penarinya berputar searah jarum jam, berarti otak kiri kita yang dominan. Dan sebaliknya, otak kanan yang dominan jika berputar berlawanan jarum jam.

Apa benar begitu?

Sepertinya tidak. Menurut rekan kerja saya, Wahyudi Pratama, seorang desainer grafis berpengalaman, gambar ini hanya menggunakan trik untuk menipu mata kita. Animasi gif ini sebenarnya terdiri dari dua bagian, bagian dengan sang penari mengangkat kaki kiri. Dan bagian yang mengangkat kaki kanan. Dengan kata lain, ini sebenarnya gambar yang dibalikkan dengan efek cermin (mirror). Lantas dianimasikan dengan gaya pendulum. Sehingga terasa seakan-akan berputar penuh.

Ini kuncinya: saat otak kita sudah memutuskan bahwa sang penari berputar berlawanan arah jarum jam seterusnya kita akan melihatnya begitu. Sebaliknya juga berlaku. Ini bukanlah masalah bagian otak yang dominan. Ini lebih ke arah ilusi mata.

Bagaimana cara melihat putaran sebaliknya? Cobalah lihat ke atas layar komputer. Tapi pertahankan gambar tetap terlihat di ujung bawah mata kita. Lantas, paksa otak kita untuk melihat agar gambar tersebut berputar ke arah sebaliknya. Saat berhasil, pelan-pelan turunkan pandangan kita hingga menatap langsung ke gambar. Begitu saja.

Jelas, ini bukan berarti bahwa dominasi otak kita berubah hanya dengan mengangkat pandangan. Ini hanya menunjukkan bahwa ilusi ini bisa kita lawan dengan trik penangkalnya.

Satu kunci lagi: jika kita menyangkal bahwa animasi ini bisa kita lihat berputar ke dua arah berbeda, kita tidak akan bisa melihatnya. Dalam kasus ini, kita tidak percaya dengan melihat. Seeing is not believing. Justru malah kita melihat karena percaya. Believing is seeing.

Dalam perbedaan pendapat, sering kali inilah yang terjadi. Kita dari awal sudah menyangkal kata-kata orang lain. Karena itu, kita otomatis menolak untuk mendengarkan. Kita tidak akan melihat bahwa ada sudut pandang lain.

Padahal, kita bisa melihat gambaran secara utuh saat kita mengerti minimal kedua sisi yang bertolak belakang. Seperti pada contoh penari ini. Kita bisa tahu ini adalah ilusi mata, hanya setelah kita bisa menerima persepsi bahwa putarannya bisa searah jarum jam, atau berlawanan arah. Tergantung cara kita memandang.

Saat ada pendapat yang sama sekali bertentangan dengan kita, cobalah telusuri dahulu. Jangan serta-merta menolaknya. Jangan-jangan ada gambaran utuh yang kita lewatkan, hanya karena kita menolak untuk melihatnya.

3 comments:

Anonymous said...

nice post...
seneng bacanya, penjelasannya cukup ilmiah dan masuk akal :)
sekalian minta ijin nge-link kesini ya...

Isman H. Suryaman said...

Terima kasih atas apresiasinya, pratanti. Silakan link saja.

Anonymous said...

Masuk Akal Juga, penjelasan di atas