Monday, March 19, 2007

Misteri Gedung Kantor Baru #1

Gedung baru kantor kami menggunakan toilet uniseks. Seperti pada Ally McBeal, tapi lebih kecil (hanya memiliki tiga bilik) dan para pengunjungnya tidak terlihat seperti orang-orang anoreksik.

Toilet uniseks ini juga terletak dekat dengan wireless access point. Sehingga sambungan internet dalam toilet cukup bagus. Bisa jadi nanti kami harus menyiapkan papan baru untuk digantung di depan bilik yang sedang dipakai, "Uploading in process... please wait."

Dan toilet uniseks ini memiliki satu misteri.

Di bilik paling kiri, tepat di sebelah toiletnya[1], tertempel sebuah prakarya berbentuk gajah (atau ayam yang baru disiksa) bertuliskan sebuah nama: Adel. Ini memang peninggalan taman kanak-kanak yang menempati gedung ini sebelumnya. Karena beberapa hal yang menarik kami biarkan apa adanya.

Namun, kami tak habis pikir, kira-kira apa yang melatarbelakangi ini, ya?

Apakah:
a) Tiap murid diwajibkan menempelkan catatan pribadi berapa kali ia ke WC?

Mungkin taman kanak-kanak itu memiliki aturan: setiap memecahkan rekor berapa kali masuk ke toilet dalam sehari, tempelkanlah gambar binatang yang ukurannya mewakili jumlah.

Misalnya:
Cacing --> 5 kali.
Ular --> 10 kali
Gajah --> Ke dokter, yuk?

Dengan begini, tugas guru jadi lebih mudah untuk memantau kesehatan pencernaan anak-anak.

Atau

b) "Adel" adalah nama anak pindahan baru yang nasibnya kurang beruntung.

"Selamat bergabung, Adel," sambut sang guru berbarengan seisi kelas. "Mulai sekarang, kita satu keluarga. Sayangnya, kursi dalam kelas sudah terisi semua." Sang guru tersenyum, "Tapi jangan khawatir. Kami sudah menyiapkan satu kursi spesial bagi kamu. Bahkan ada nama kamu khusus tertempel di temboknya."

Apa pun jawabannya, ini adalah misteri gedung kantor baru kami yang pertama.[2]

______________

[1]: Tahukah Anda bahwa salah satu definisi "toilet" oleh kamus Microsoft Encarta adalah "ruangan dengan toilet"? Ini tampak sama seperti mendefinisikan "kamar" sebagai "ruangan dengan kamar". Namun, keanehan ini sebenarnya terjadi karena istilah "toilet" mengacu kepada dua hal: benda yang menjadi sasaran buang air kita, dan ruangan itu sendiri yang kita gunakan untuk menyatu dengan alam. (Sementara kalau bisa memilih, alam sendiri akan menolak.)

[2]: Lantas bagaimana kalau tiba-tiba nanti di tembok bilik toilet paling kanan tertempel gambar beruang (atau monyet yang baru disiksa) bertuliskan "Isman"? Apakah ini merupakan suatu pertanda? (Pertanda bahwa saya harus menyiapkan kartu nama baru dengan jabatan, "Penghuni Toilet Profesional"?)

2 comments:

Kanti (Hyoutan) said...

Toilet arti aslinya meja dandan, yg ada kacanya.

Kemudian dipakai sebagai eufimisme sejak dari bahasa aslinya, sebagaimana kita juga menyebut ruangan tersebut sebagai kamar kecil, belakang.

Orang jepang bilangnya "otearai" alias tempat cuci tangan, atau "keshoushitsu" alias kamar kosmetik, dst.

Sasaran buang air itu sendiri namanya adalah WC, Water Closet.

Isman H. Suryaman said...

Betul, Kanti. Makanya ada istilah eau de toilette'.

Tapi ironis juga malah eufemismenya yang lebih populer. Bahkan dalam kamus Microsoft Encarta yang sama, definisi "water closet" adalah: 1. small room containing toilet. 2. toilet.