[Penulisan Kreatif] Pewaktuan
Salah satu kunci untuk mempelajari penulisan berbagai genre adalah pewaktuan (timing). Genre misteri, misalnya, akan berantakan jika belum juga ketegangan berjalin, pelakunya sudah ketahuan. Bisa jadi malah salah genre.
"Nyonya Tini tewas?" seru Farhan panik. Matanya membelalak. “Siapa yang membunuhnya?”Drama komedi juga sangat mengandalkan kepada pewaktuan. Dalam buku skenario "Arisan", Nia diNATA menjelaskan bahwa ia selalu menaruh adegan menggelitik di saat emosi memuncak. Karena ia tidak ingin adegan menjadi terlalu larut pada kesedihan, yang justru malah kental digunakan dalam sinetron.
Menghadapi reaksi temannya, Budi hanya menggaruk-garuk kepala, "Bukannya kamu?"
Farhan tertegun. "Oh, iya, ya," ujarnya sambil menepukkan kepalan ke telapak tangan.
Alasan lainnya adalah faktor pewaktuan yang tepat. Di saat emosi sedang memuncak, penonton butuh penyaluran ketegangan (tension relief). Dan dengan menaruh adegan komedi, penonton memiliki cara untuk melepaskan sebagian ketegangan itu, yakni melalui tawa. Ini yang disebut dengan comedy relief.
Sebagai contoh, pada adegan di galeri seni, tokoh Meimei ditemani dua orang kenalan yang sok suci, mengejek kelakuan orang-orang yang menurut mereka "hedon". Ternyata salah satu orang yang diejek tersebut adalah Andien, sahabat lama Meimei. Meimei bertengkar dengan Andien dan kemudian menyeretnya ke dalam WC wanita. Di dalam, pertengkaran semakin menghebat hingga Meimei sangat terpukul oleh kata-kata pedas sahabatnya. Begitu Andien meninggalkan Meimei, ternyata kedua tokoh sok suci tersebut kepergok meninggalkan salah satu ruang toilet sambil membereskan baju.(1)
Jika Anda belum pernah menonton Arisan, bisa jadi bingung: lucunya di mana? Namun saya menyaksikan sendiri bagaimana para penonton bioskop tertawa lepas di adegan ini.
Adegan ini tidak akan mengundang tawa seandainya ditaruh sembarangan. Ditaruh di awal, misalnya, mereka kepergok dulu. Lantas selanjutnya berkomentar mengenai orang-orang hedon. Jadinya bukan komedi, hanya sekadar sinis. Keberhasilan adegan ini mengundang tawa sebagian besar karena faktor tadi: pewaktuan. Saat penonton butuh tertawa untuk melepaskan ketegangan, berilah adegan yang bisa mereka manfaatkan untuk tertawa.
Intinya: pewaktuan adalah pegangan kita untuk mengeksplorasi suatu genre fiksi yang belum kita kuasai. Sebelum kita coba menulis dalam genre tersebut, bacalah karya-karya sealiran. Setelah kita menemukan pewaktuan yang alamiah, barulah coba menulis. Kalau tidak begitu, reaksi yang umumnya muncul adalah, "Ternyata susah ya, nulis cerita komedi/drama/horor/aksi/lainnya."
Bisa jadi itu pertanda kita menganggap remeh genre tersebut.
_______
(1): Sebenarnya sedikit aneh bagaimana dua orang ini bisa masuk ke toilet duluan sebelum Meimei dan temannya. Namun, ini nggak dibahas karena topiknya bukan realitas dalam fiksi (believability).
No comments:
Post a Comment