Thursday, November 22, 2007

Penulis Toilet


8 comments:

Anonymous said...

wah kalo toiletnya yg model ga ada tisuenya bisa nulis2 di temboknya dong, hasilnya seperti toilet di skolahku dulu :D

Isman H. Suryaman said...

Itulah bukti bahwa toilet adalah ruang kreatif yang dipandang sebelah mata (plus dihirup sebelah hidung.) Tak jarang, tulisan di tembok toilet sangatlah kreatif.

Sayangnya, kalau nulis di tembok, membawa tulisan itu pulang jadi masalah. (Bisa sih bawa kamera... yang akan mengundang kecurigaan.)

Anonymous said...

dulu sih saya suka nulis di meja sekolah *eh itu mah nyontek ya* :)

mazharfius said...

Untuk itulah diciptakan smartphone. Ada ide, ketik, langsung upload, selesai, kantongin lagi.
Biarkan tisu toilet bekerja sesuai kapasitasnya.

Anonymous said...

kalo nulisnya ditekan, tisu toiletnya jadi gampang robek. *komen-ngga-nyambung*

Isman H. Suryaman said...

Tergantung isinya, ragil. Kalau isinya cerita sehari-hari seharusnya bukan nyontek. (KEcuali untuk pelajaran mengarang, hehe.)

Isman H. Suryaman said...

Kapasitas tisu toilet sekarang malah jadi teman di meja-meja rumah makan tuh, Zhar. Hehe.

Isman H. Suryaman said...

Kalau gitu, Linda, nulisnya diusap-usap aja. (Apa sih?)