Sunday, November 18, 2007

Di Mana? Di Denda

Mengubah kebiasaan bertahun-tahun memang sulit. Dalam penyuntingan naskah, sebagian besar kesalahan penulisan yang saya temui berasal dari kebiasaan semenjak sekolah. Sebagai contoh adalah pembedaan "di-" sebagai awalan dan "di" sebagai kata depan.

Padahal aturannya sederhana.

  1. Sebagai awalan, penulisan "di" menyatu dengan kata kerja. Contoh: dikerjakan, ditulis, disayangi.

  2. Sebagai kata depan, penulisan "di" terpisah dengan keterangan tempat. Contoh: di sana, di rumah, di mana-mana.
Dengan kata lain: kalau terpisah, menunjukkan lokasi. Kalau tersambung, menunjukkan kata kerja pasif.

Sayangnya, kebiasaan lama memang sulit diubah. Perhatikan saja gerbang tol Padalarang menuju Bandung. Kedua contoh di atas malah terbalik.


Tiket harus "disini(kan)" untuk ditukar?

Berdasarkan papan ini: di gerbang exit Denda (di mana pun itu) tidak usah tukar tiket


Mengubah kebiasaan penulisan salah sama seperti mengubah kebiasaan buruk lain. Merokok, misalnya. Pertama-tama, munculkan dulu kesadaran bahwa ini salah. Kalau tidak, percuma saja. Kedua, memercayai manfaat atas kebiasaan yang benar. Kalau kita berprinsip, "Alah, nggak ngaruh lah. Orang lain juga ngerti (atau orang lain juga ngerokok--dalam kasus merokok)," dalam beberapa hari, gaya penulisan kita akan kembali ke yang salah.

Carilah manfaat bagi diri masing-masing. Dan ubahlah kebiasaan (penulisan) yang buruk.

____________________

NB: Banyak sekali kebiasaan buruk yang menyangkut penulisan tanda baca berkaitan dialog. Termasuk tanda seru dan tanya berlebihan.

10 comments:

andri said...

Penulisan kadang diabaikan di dalam pengumuman resmi seperti itu, salut atas kejeliannya

Anonymous said...

h,mmm..

masalahnya, gue gak pernah inget, di yang mana yang mesti gue pake.. L(

Unknown said...

Hei...kalo baca posting ini jadi inget acara 'SNAPSHOT' di MetroTV yang temanya 'Kesalahan berbahasa di Indonesia'. Miris banget ngeliat bahasa Indonesia yang terjepit sama ribuan kata bahasa asing. Mending Indonesianya bener, ini mah udah dikit, salah lagi.

Nambahin contoh kesalahan : Saya pernah liat di acara itu ada plang Kurnia tehnik. Yang bener teknih/tehnik ?
Lagi, ada kebingungan antara atlet dengan atlit, mana yang bener ?

Jadi bingung...

ted said...

wah benar-benar orang teknik :D teliti dan ngebahas ....

:D saya sering memakai tanda titik secara berlebihan dalam menulis komentar ataupun kalimat-kalimat dalam ceting :D

Isman H. Suryaman said...

Betul sekali, Ndri. Mari kita jujur saja, sebagian besar tulisan di sekeliling kita justru bukan dibuat oleh orang-orang yang berprofesi sebagai penulis.

Justru itu, lebih baik kita meningkatkan daya kritis masyarakat umum agar para pembuat tulisan untuk masyarakat umum lebih peduli pada sasaran pembacanya. Tidak berasumsi, "Alah, toh bakal ngerti ini."

Isman H. Suryaman said...

Jelas, snydez. Karena umumnya kebiasaan menulis kita sekarang sudah tertanam otomatis semenjak bangku sekolah. Untuk mengubah itu, memang perlu dibiasakan lagi. Dan itu memang mulai dari diri. Kita sendiri yang perlu memutuskan untuk mau membiasakan diri.

Isman H. Suryaman said...

Dimas, berdasarkan KBBI edisi ketiga, jaket merah, yang benar itu teknik dan atlet. Diambilnya berdasarkan kata asal serapannya: technic (yang juga merupakan sinonim dari technique) dan athlete.

Namun, memang KBBI ini pun masih ada yang tidak konsisten. Semoga saja edisi keempat akan ada perbaikan.

Isman H. Suryaman said...

Halah, Sandy. Pengacara juga teliti dan membahas kasus-kasus lho. Itu tidak menjadikan mereka orang teknik, kan?

Ceting sih bebas atuh. Kan itu bentuk komunikasi pribadi. Sama aja kayak gaya nulis SMS. Buat nulis ke teman silakan. Mau nulis company profile pake gaya SMS? Bisa aja sih kalau nekat. (Atau sama-sama cinta.)

Anonymous said...

Hahaha oops harusnya saya bilang salam kenal dulu tapi sudah terlanjur tertawa karena ngebayangin bahasan mas Isman ini kalau dibaca sama penulis rambu Khusus Busway itu gimana ya? Itu rambu paling top deh. Udahlah sok pakai bahasa Inggris, dipaksakan pula pemakaiannya.

Isman H. Suryaman said...

Bisa aja dia berdalih, "Itu maksudnya keterangan rambunya. Rambu itu khusus dipasang di busway." Halah!